Hasil foto dari suatu pemotretan itu sangat erat kaitannya dengan segitiga fotografi sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya. Untuk itu, pada artikel kali ini kita lihat apa saja pengaruh ISO, Aperture dan Shutter speed terhadap hasil foto :
- SEMAKIN KECIL APERTURE maka akan menghasilkan foto dengan ruang ketajaman (DoF) yang luas. Artinya jika anda ingin menghasilkan setiap area pada foto memiliki ketajaman yang baik, maka aturlah bukaan lensa yang kecil (angka besar). Biasanya settingan ini dipergunakan untuk memotret landscape yang membutuhkan detail dan ketajaman diseluruh bagian foto. Aperture kecil contohnya f/11, f/13, f/14…dst
- SEMAKIN BESAR APERTURE maka akan menghasilkan foto dengan ruang ketajaman (DoF) yang sempit. Anda pernah lihat foto dengan objek yang tajam dan background yang blur? Teknik ini sangat digemari karena dapat memperkuat objek pada foreground dan juga terasa lebih artistik. Nah, jika anda menginginkan hasil foto seperti itu, maka aturlah bukaan lensa yang besar (angka kecil). Semakin besar bukaan lensa maka background akan terlihat semakin blur. Aperture besar contohnya f/2.8, f/1.4…dst
- Untuk teknik SHUTTER SPEED LAMBAT (SLOW SPEED) akan memberikan efek khusus pada objek yang bergerak. Untuk teknik ini membutuhkan kreatifitas fotografer dalam menentukan settingan shutter speednya. Aliran air seperti kapas, lampu-lampu kendaraan pada malam hari terlihat seperti garis dengan pola-pola tertentu adalah beberapa contoh penggunaan teknik ini. Penggunaan tripod pada teknik ini juga sangat dianjurkan untuk menghindari foto yang tidak tajam (shake/blur)
- SHUTTER SPEED CEPAT biasanya digunakan untuk membuat foto freeze object. Teknik freeze itu sendiri dapat diartikan sebagai teknik memotret pada objek yang sedang bergerak dan pada hasil foto akan terlihat seolah-olah objek yang bergerak tersebut diam/berhenti dalam pergerakannya. Seperti halnya dalam teknik slow speed diatas, tidak ada aturan baku dalam teknik ini. Semua tergantung kreatifitas anda, ingin seperti apa foto yang dihasilkan. Jika ingin foto yang benar-benar freeze maka pilihlah shutter speed yang cepat dan turunkan sedikit kecepatannya bila ingin terlihat ada pergerakan pada hasil foto anda. Memotret balapan, memotret burung yang sedang terbang adalah contoh dari teknik ini
- SEMAKIN RENDAH ISO maka kemungkinan “penampakan” noise juga akan semakin kecil. Noise biasanya akan terlihat pada angka ISO 400 atau lebih. Apabila setelah melakukan settingan (ISO, Apperture, Shutter Speed) hasil foto masih terlalu gelap dan kita tidak ingin melihat adanya noise pada hasil foto kita maka dapat diakali dengan menggunakan lampu tambahan seperti blitz/flash, lampu payung, dsb
- SEMAKIN TINGGI ISO maka noise akan semakin jelas terlihat. Karena noise ini berupa bintik-bintik kecil pada foto, maka keberadaannya dianggap sangat mengganggu. Mungkin karena hal tersebut, di internet banyak kita temui softwere atau plug in penghilang noise, seperti Neat Image, Imagenomic Noiseware, Noise Ninja, dsb. Untuk penggunaannya, biasanya ISO tinggi hanya digunakan pada saat kamera kekurangan cahaya, misalnya malam hari. Namun tidak sedikit pula fotografer yang sengaja menghadirkan noise ini pada foto mereka (biasanya foto B/W), sehingga foto akan kelihatan lebih artistik
Dengan melihat fakta diatas, kita sudah mengetahui bagaimana sebuah cahaya bisa masuk kedalam kamera dan menghasilkan sebuah foto yang pas (tidak terlalu gelap/terlalu terang). Akan tetapi kita pasti tahu bahwa cahaya yang masuk kekamera itu memiliki warna yang berbeda, contohnya antara lampu neon yang kebiruan dengan bohlam yang agak kekuningan, ataupun sinar matahari langsung antara pagi, siang dan sore hari.
Pada bahasan selanjutnya kita akan bicara tentang jenis cahaya apa yang masuk kekamera kita. Yup, kita akan bicara masalah warna cahaya, karena tidak semua cahaya itu menghasilkan warna yang sama. Kita akan Mengenal Apa Itu White Balance
0 komentar:
Post a Comment